Sunday, November 22, 2015

Intip Bahaya Pupuk Kimia

PUPUK adalah zat, baik sistetis atau organik, yang ditambahkan ke tanah untuk meningkatkan pasokan nutrisi penting yang meningkatkan pertumbuhan tanaman dan vegetasi di dalam tanah. Meski ditujukan untuk memberikan keuntungan bagi manusia, namun dampak dari kegiatan pemupukan pada tanah perlu diperhatikan.

Hal ini khususnya pada penggunaan pupuk kimia. Jika dilakukan secara berlebihan, penggunaan pupuk kimia bisa menimbulkan dampak yang justru merusak kesuburan tanah itu sendiri dan bukan menjadikannya subur. Pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi.

Hampir semua aktivitas pertanian atau perkebunan pasti melakukan kegiatan pemupukan. Dampak dari kegiatan pemupukan diharapkan mampu meningkatkan hasil pertanian atau perkebunan. Sehingga nantinya mampu memberikan hasil yang optimal dan memberikan keuntungan dari segi ekonomi.

Saat ini memang petani masih susah untuk menggunakan 100% pupuk organik karena ketergantungan petani masih besar terhadap pupuk kimia semacam Urea, Za, dan KCI. Dibutuhkan waktu untuk meyakinkan petani untuk beralih menggunakan pupuk organik.

Petani menggunakan pupuk kimia secara berlebihan tanpa diimbangi dengan pupuk yang lain, seperti pupuk organik. Mereka tidak pernah menyadari apa yang akan diakibatkan jika menggunakan pupuk kimia secara berlebihan dan terus menerus. Dalam jangka pendek, pupuk kimia memang mampu mempercepat masa tanam karena kandungan haranya bisa diserap langsung oleh tanah, namun di sisi lain dalam jangka panjang justru akan menimbulkan dampak yang negatif.

Menurut riset para ahli, pada umumnya tanaman tidak bisa menyerap 100% pupuk kimia. Selalu akan ada residua atau sisanya. Sisa-sisa pupuk kimia yang tertinggal di dalam tanah ini, bila telah terkena air akan mengikat tanah seperti lem/semen. Setelah kering, tanah akan lengket satu dengan lain (alias tidak gembur lagi), dan keras.

Selain keras, tanah juga menjadi masam. Kondisi ini membuat organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme penyubur tanah) menjadi mati atau berkurang populasinya. Beberapa binatang yang menggemburkan tanah seperti cacing tidak mampu hidup di kawasan tersebut dan kehilangan unsur alamiahnya. Bila ini terjadi, maka tanah tidak bisa menyediakan makanan secara mandiri lagi, dan akhirnya menjadi sangat tergantung pada pupuk tambahan, khususnya pupuk kimia.

Penggunaan pupuk kimia juga berdampak pada lingkungan, penggunaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan eutrofikasi. Pupuk mengandung zat seperti nitrat dan fosfat. Zat ini menjadi racun untuk kehidupan akuatik. Dengan demikian meningkatkan pertumbuhan yang berlebihan dari ganggang di air dan menurunkan kadar oksigen. Hal ini menyebabkan lingkungan yang beracun dan menyebabkan kematian fauna di perairan. Pupuk kimia juga terdiri dari zat dan bahan kimia seperti metana, karbon dioksida, amonia, dan nitrogen. Hal ini pada saatnya akan menyebabkan pemanasan global dan perubahan cuaca.

Bahkan, nitrous oxide, yang merupakan produk sampingan dari nitrogen, adalah gas rumah kaca ketiga yang paling signifikan, setelah karbon dioksida dan metana. Apabila ketergantungan pada pupuk kimia tidak terelakkan, maka tanah pertanian kita seperti masuk dalam lingkaran setan.Dipakai semakin banyak, tanah semakin rusak. Dan tanah yang semakin rusak akan membuat petani semakin bergantung pada pupuk kimia.

Itulah yang terjadi pada hampir semua lahan pertanian di Indonesia, bahkan mungkin dunia. Fakta-fakta ini mengkhawatirkan dan perlu diambil langkah serius sesegera mungkin untuk menghindari akibat yang lebih parah. Upaya peningkatan produksi pangan yang salah, dengan tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap bahan kimia, memberikan dampak negatif yang berlanjut pada pertaruhan nilai kesehatan manusia akibat residu kimia yang ditinggalkan.

Dampak serius terhadap lingkungan menyebabkan penurunan kualitas produksi akibat kerusakan unsur hara tanah yang diikat oleh residu kimia dalam tanah. Wajar jika kini ternyata petani semakin kehilangan kesuburan tanahnya. Di satu sisi kemampuan produktifitas tanah semakin menurun, di sisi lain untuk mempertahankan produktifitasnya coba digenjot dengan pemakaian pupuk yang semakin meningkat.

Artinya, penghasilan petani semakin menurun akibat menurunnya produktifitas tanah seiring dengan meningkatnya biaya akibat meningkatnya kebutuhan pupuk. Hal semacam ini tentunya nanti akan berdampak pada petani itu sendiri. Karenanya petani harus diberikan pemahaman tentang dampak atau efek dari penggunaan pupuk kimia secara berlebihan.

Sebaliknya, jika para petani menggunakan pupuk alami, manfaat yang diperoleh cukup besar selain baik untuk tanaman juga akan baik bagi tanah dan lingkungan sekitar dan dapat diandalkan untuk jangka panjang. Pupuk organik bisa menjadi opsi pilihan petani untuk bisa meningkatkan produtifitas pertaniannya tetapi tetap berpijak pada unsur ramah lingkungan. Dalam Permentan No.2 tahun 2006 tentang pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Definisi tersebut telah dengan jelas telah menerangkan apa itu pupuk organik. Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan varian. Jenis-jenis pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan, hijauan atau campuran keduanya. Dari metode pembuatan ada banyak ragam seperti kompos aerob, bokashi, dan lain sebagainya.

Sedangkan dari sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair maupun granul atau tablet. Berikut ini adalah manfaat yang diperoleh apabila menggunakan pupuk organik:
  1. Pupuk organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibanding pupuk anorganik.
  2. Pupuk organik akan memberikan kehidupan mikroorganisme tanah yang selama ini menjadi sahabat petani dengan lebih baik.
  3. Pupuk organik mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman.
  4. Pupuk organik berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan kontinu sehingga dapat membantu dan mencegah terjadinya ledakan suplai hara yang dapat membuat tanaman menjadi keracunan.
  5. Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman, sehingga tanaman terhindar dari kekeringan.
  6. Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.
  7. Pupuk organik sangat membantu mencegah terjadinya erosi lapisan atas tanah yang merupakan lapisan mengandung banyak hara.
  8. Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam merawat/menjaga tingkat kesuburan tanah yang sudah dalam keadaaan berlebihan pemupukan dengan pupuk anorganik/kimia dalam tanah.
  9. Pupuk organik berperan positif dalam menjaga kehilangan secara luas hara Nitrogen dan Fosfor terlarut dalam tanah
  10. Keberadaan pupuk organik yang tersedia secara melimpah dan mudah didapatkan.
  11. Kualitas tanaman yang menggunakan pupuk organik akan lebih bagus jika dibanding dengan pupuk kimia sehingga tanaman tidak mudah terserang penyakit dan tanaman lebih sehat.
  12. Untuk kesehatan manusia tanaman yang menggunakan pupuk organik lebih menyehatkan karena kandungan nutrisinya lebih lengkap dan lebih banyak.


Setelah melihat kelebihan penggunaaan pupuk organik tersebut akankah petani dan masyarakat luas masih membabi buta dan selalu mengandalkan pupuk kimia untuk tanaman? Sebenarnya bila ada kemauan untuk membuat pupuk organik, telah tersedia bahan yang melimpah di sekitar kita. Tetapi pada umumnya petani enggan membuat pupuk organik tersebut dan lebih memilih membeli pupuk organik buatan pabrik yang bisa tinggal pakai dan lebih praktis.

PT Indmira mencoba memberikan solusi yang lebih praktis kepada para petani dengan memproduksi pupuk organik siap pakai. PT Indmira sudah memproduksi pupuk organic secara luas sejak tahun 1998. Jenis pupuk organik yang dihasilkan berbentuk cair, padat, dan serbuk.

Penggunaan pupuk organik dari PT Indmira tidak akan merusak struktur tanah seperti pada penggunaan pupuk kimia, tetapi dalam jangka panjang justru akan memberikan dampak positif dan mampu memperbaiki kerusakan struktur tanah akibat penggunaan pupuk kimia.

Penggunaan produk Indmira juga sangat irit dan mampu mengurangi penggunaan pupuk makro/kimia. Jika dikonversi ke luas lahan, kapasitas produksi Indmira dapat memenuhi kebutuhan pupuk hingga 20.000 hektar per bulan untuk pupuk cair, dan 2.500 hektar per bulan untuk pupuk padat.

Dengan adanya pupuk organik diharapkan dapat menjadi solusi bagi perbaikan lingkungan. Para petani dirapkan dapat beralih menggunakan pupuk organik agar tidak menimbulkan efek yang lebih besar lagi akibat penggunaan pupuk kimia secara berlebihan.


(Charisma Rahma Dinasih/CN19/SMNetwork)



Sumber : http://berita.suaramerdeka.com/bebrayan/masih-mau-pakai-pupuk-kimia-yuk-intip-bahayanya/

Efek Pupuk Kimia Merusak Lingkungan

Pupuk organik berbahan baku urine dan kotoran sapi dapat menjadi salah satu alternatif untuk penunjang kesuburan tanaman yang ramah lingkungan. Pupuk seperti ini sangat diperlukan petani selain harga jualnya yang terjangkau, pupuk ini juga bisa menyuburkan tanaman. Sayangnya setakat ini masyarakat belum begitu meyakini akan manfaat dari pupuk alam bagi tanaman,  tanah serta lingkungan. Karenanya masyarakat harus tahu bagaimana dampak dan efek dari penggunaan pupuk kimia.

Laporan GEMA SETARA, Pekanbaru

Penggunaan pupuk kimia secara berlebih selain tidak bermanfaat bagi tanaman juga bisa merusak lingkungan dan tanah. Hal semacam ini tentunya nanti akan berdampak pada petani itu sendiri. Karenanya petani harus diberikan pemahaman tentang dampak atau efek dari penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Sebaliknya, jika para petani menggunakan pupuk alam manfaat yang diperoleh cukup besar selain baik untuk tanaman juga akan baik bagi tanah dan lingkungan sekitar.

Setakat ini pemanfaatan kotoran dan urine sapi pada tanaman sudah banyak digunakan masyarakat petani di Riau. Hasilnya pun cukup menggembirakan. Bahkan di Kabupaten Siak ada petani yang membuat pupuk dari kotoran dan urine sapi, tidak tanggung-tanggung pupuk buatan petani sudah mendapat pengakuan dari kementerian pertanian.

Sekretaris Jurusan Agroteknologi Universitas Riau, Ir Fifi Puspita MSi kepada Riau Pos mengungkapkan,  memanfaatkan  urine sapi yang sudah mendapat perlakuan khusus dengan vermentasi  banyak  mengandung zat aktif yang baik untuk tanaman dan lingkungan, memang dengan menggunakan pupuk alami ini hasilnya tidak akan terlihat dalam waktu seketika. 

Menurutnya,  pemanfaatan  urine dan kotoran sapi menjadi pupuk organik yang bernilai ekonomis tinggi itu di Riau sampai saat ini masih sangat kurang. ��Di sini harus perlunya kerjasama antara fakultas, pemerintah dan masyarakat. Selama ini saya melihat pemahaman masyarakat terhadap pupuk organik  sangat kurang,�� ungkapnya.

Diakuinya, penggunaan pupuk alami seperti ini sangat bagus dan ini sesuai dengan hasil riset yang dilakukannya. ��Seperti riset yang pernah saya lakukan di daerah  Dayun, Kecamatan Dayun Kabupaten Siak. Masyarakat memanfaatkan urine  dan kotoran sapi menjadi pupuk organik, ternyata hasilnya cukup bagus dan masyarakat merasa diuntungkan dengan adanya pupuk orgnik ini,�� ujarnya.

Menurut dia, kurangnya dilirik usaha pemanfaatan urine dan kotoran sapi sebagai pupuk tanaman  dikarenakan  pemahaman masyarakat akan proses pembuatan pupuk, kualitas dari pupuk organik tersebut belum dipahami betul oleh masyarakat karena kurangnya sosialisasi dan pengetahuan masyarakat. Selain itu kekurangan bahan baku untuk pembuatan pupuk itu juga menjadi kendala yang cukup berarti.

��Kalau di suatu desa tersebut banyak yang beternak sapi mungkin untuk bahan baku pupuknya tidak akan kekurangan. Pupuk organik tersebut, dalam proses pembuatannya sangat memerlukan  urine atau kotoran yang banyak. Ketersediaan bahan baku ini salah satu alasan mengapa pupuk organik ini kurang dilirik,�� ujarnya.

Apalagi dalam proses pembuatannya diperlukan waktu yang cukup lama. Masyarakat maunya yang instan-instan saja. Beri pupuk kimia, reaksi cepat dan menghasilkan buah atau sayuran yang bagus. ��Tapi masyarakat tidak memikirkan efek dari penggunaan pupuk kimia tersebut,�� katanya.

Pupuk organik kotoran sapi yang dikelola itu bercampurkan bahan dari tanaman herbal melalui masa vermentasi tanpa bahan kimia untuk semua jenis tanaman. Sebab, urine sapi ternyata memiliki keunggulan kandungan  kadar Nitrogen dan Kalium yang sangat tinggi dan mudah diserap tanaman karena mengandung hormon pertumbuhan tanaman. ��Kandungan urine tersebut sangat berpotensi menjadi bahan dasar pembuatan pupuk organik yang ramah lingkungan,�� ujarnya lagi.

Ditambahkannya, Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.

Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisik, kimia biologi tanah serta lingkungan.

Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba.

Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan nitrogen, phospor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan.
��Saya berharap kepada petani kalau bisa menggunakan pupuk organik karena untuk penggunaan jangka panjang akan dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan,�� tambahnya.


Kepada pemerintah dia berharap agar bisa terus bekerja sama dengan fakultas-fakultas yang ada baik itu memberikan informasi kepada masyarakat atau terhadap penelitian yang dilakukan. ��Selama ini yang saya lihat hanya pemberian informasi kepada masyarakat tidak secara kontinue. Kurangnya wawasan, keterbatasan bahan baku, prosesnya lama, itu yang menurut saya masyarakat enggan  menggunakan pupuk organic,�� ungkapnya.(noi/cr1)


Sumber : http://riaupos.co/1442-spesial-efek-pupuk-kimia-merusaklingkungan.html#.VlKXTHYrLIU

Sampah Jadi Pupuk

Di sekeliling kita, banyak kita temui sampah. Sampah ini bermacam-macam jenisnya mulai dari limbah rumah tangga sampai dengan dedaunan dari tanaman di sekitar rumah.
Sepertinya sampah tersebut sangat mengganggu aktivitas kita sehari-hari apabila tidak dikelola dengan benar. Selain itu, juga berpotensi menimbulkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera, tifus yang dapat menyebar dengan cepat. Hal ini dikarenakan virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat tercampur air minum. Penyakit demam berdarah melalui perantaraan nyamuk, dapat pula meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.

Sampah juga berdampak buruk terhadap lingkungan, yaitu melalui cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai dan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan "lenyap".

Huh... betapa banyak sisi negatif dari sampah ini. Padahal, sampah merupakan hasil dari "ulah" dan "kegiatan" kita, ya kan?

Untuk itu, alangkah baiknya jika sampah organik dapat kita manfaatkan sehingga menjadi lebih berguna bagi kita. Salah satunya, dengan melakukan pengumpulan sampah organik untuk kita ubah menjadi pupuk/ kompos dalam waktu yang relatif singkat dan dengan cara yang amat sederhana. Dengan bahan dan cara sebagai berikut, kita bisa melakukan "sedikit" perubahan terhadap sampah.

Bahan yang akan kita gunakan:
- Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, sisa/potongan sayuran, atau bahan organik apa saja (sampah organik) sebanyak 20 bagian.
- Dedak/katul 1 bagian.
- Dectro, kurang lebih 4 sendok makan.
- Air secukupnya, kira-kira 17 liter.
- Karung goni.

Cara Membuat:
1. Cacah bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak/katul;
2. Larutkan cairan Dectro ke dalam air;
3. Siramkan merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku, kemudian aduk merata;
4. Campuran bahan baku tersebut ditaruh di atas ubin yang kering dengan ketinggian sekitar 30 cm dan tutup dengan menggunakan karung goni.
Setelah 24 jam, sampah hasil olahan tersebut telah terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk tanaman (kompos). Pupuk ini akan cepat terurai apabila digunakan dan ditutup dengan tanah.

Sip kan? Selamat mencoba dan memanfaatkan sampah yang ada di sekitar kita, untuk kita ubah jadi hal yang berguna. Go green! Jangan lupa simpan sampah pada tempatnya dan jangan buang sampah sembarangan.



Sumber : http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/13/01/14/mgloj8-sampah-jadi-pupuk-dalam-24-jam-ini-triknya

Pelestarian Hutan Bakau

Apa mungkin hutan bakau dilestarikan? Mungkin saja, kalau ada kemauan yang besar dari masyarakat penghuni pantai. Dulu, ketika hutan masih lebat karena tidak diusik semena-mena oleh pendatang serakah dari luar daerah, hutan itu dihuni oleh berbagai jenis fauna yang ramai. Berbagai burung air seperti pecuk, cangak, kuntul, cekakak, masih banyak yang meramaikan hutan. Bersama berbagai reptil (seperti ular, biawak, buaya), udang, kepiting, dan ikan, mereka memberi manfaat yang lestari sepanjang masa bagi umat manusia. Semua hasil fauna dan flora hutan itu dipungut sebagian demi sebagian oleh masyarakat penghuni pantai. Ada yang dijual ke masyarakat kita di kota, seperti udang, kepiting, dan arang bakau-bakau.

Hutan itu juga merupakan benteng pertama kita terhadap pengikisan pantai oleh air laut. Tidak segan-segan air ini merembes ke arah daratan, membuat sumur jadi payau. Akar pohon bakau-bakau mampu menangkal terpaan ombak ganas yang berkali-kali menghantam pantai. Daratan di belakangnya dilindungi.

Sayang seribu sayang, hutan yang bermanfaat semacam itu di Indonesia sudah banyak yang dirusak oleh pendatang dari daerah lain yang membabat hutan itu untuk membangun tambak udang komersial secara besar-besaran. Hutan bakau di dekat kota malah digusur untuk membangun tempat permukiman mewah.

Udang memang melimpah dari tambak komersial itu, tetapi hanya sebentar. Sesudah itu, produksi menurun, dan tambak udang ditelantarkan. Dibabat lagi hutan bakau yang baru, dan dibuat tambak lagi. Begitu seterusnya, pembabatan hutan seperti perladangan berpindah di Kalimantan terjadi di pantai hutan bakau. Bedanya, di hutan bakau ini tidak ada usaha penghutanan kembali.
Hutan itu sendiri sebenarnya sudah mencoba menghutan kembali secara alamiah. Tetapi apa daya, anak-anak bakau yang tumbuh tidak jauh dari pohon induknya (sisa-sisa yang masih bertahan), tidak dipelihara lebih lanjut. Anak-anak bakau ini buyar diterpa badai dan ombak laut karena tidak terlindungi oleh pohon induk yang besar di dekatnya. Induk bakau sudah langka.

Pada waktu keadaan sudah parah seperti itulah, terbetik berita ada usaha kompromi antara bisnis menguras sumber daya alam dan usaha pelestarian hutan bakau yang nirlaba. Antara lain berupa sylvofishery (semacam perikanan pakai hutan). Tambak dibangun berpetak-petak dengan parit keliling sebagaimana mestinya. Di bagian tengahnya yang lebih dangkal ditanami beberapa pohon bakau. Masyarakat diminta menjaga tanaman itu, jangan sampai dibabat semena-mena seperti dulu lagi. Biarlah hutan itu menghutan yang lebat dulu. Sebagai insentif, mereka boleh memungut hasil ikan dan udang yang benihnya sengaja ditebar dalam petakan tambak.

Selain pelestarian melalui sylvofishery itu, ditetapkan pula peraturan untuk melindungi hutan bakau yang masih ada. Misalnya di daerah konservasi yang ditetapkan bagi setiap hutan bakau selebar 200 m dari garis pantai. Ada ketetapan pula yang mengatur penebangan/pengambilan kayu dari pohon bakau yang sudah besar, agar tidak melampaui kemampuan tumbuh hutan bakau.

Daerah hutan bakau yang cocok untuk wisata alam, dijadikan lokasi wisata, antara lain untuk mengamati kehiduapn burung pantai dan keunikan flora hutan bakau.

Dengan berbagai cara pelestarian itu, diharapkan agar tidak akan terjadi banjir lagi seperti di daerah Bandar Udara Soekarno-Hatta baru-baru ini. Bencana alam semacam itu akan terjadi lagi, kalau hutan bakau kita terus dirusak dan tidak dilestarikan kembali. (Hanom Bashari, S.Hut., anggota Rimbawan Pencinta Alam, Bogor)


Sumber: indomedia.com


Sumber : http://www.agromaret.com/artikel/121/pelestarian_hutan_bakau

Hutan Bakau

Hutan bakau adalah hutan yang biasa tumbuh di atas rawa-rawa, berair payau, serta terletak pada garis pantai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Hutan bakau sering disebut juga sebagai hutan mangrove. Secara khusus, hutan ini biasanya terbentuk di tempat-tempat yang menjadi area pengendapan atau pelumpuran bahan-bahan organik.

Ekosistem hutan bakau cenderung bersifat khas. Karena merupakan area pengendapan lumpur dan berhubungan langsung dengan pasang surut air laut, maka hanya sedikit jenis tumbuhan yang dapat bertahan hidup. Jenis-jenis tumbuhan tersebut biasanya bersifat khas karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi yang panjang.

Sebenarnya, ada sedikit perbedaan antara hutan bakau dan mangrove. Berbeda dengan bakau, tidak ada tumbuhan atau pohon yang bernama mangrove. Mangrove merupakan sekumpulan pohon dan semak yang tumbuh di daerah intertidal atau daerah pasang surut.

Mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman yang luar biasa. Mangrove sendiri dikelompokkan menjadi 2 yaitu: sejati dan assosiasi. Mangrove sejati sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu mayor dan minor. Mangrove mayor memiliki 34 jenis dan mangrove minor ada 20 jenis.

Mangrove assosiasi adalah pohon yang mempunyai banyak kesamaan dengan bakau, maka mangrove pun digabungkan dalam kelompok bakau. Mangrove assosiasi memiliki 60 jenis. Di Indonesia, ada beberapa mangrove sejati, seperti Family Rhizophoraceae, Family Sonneratiaceae dan Family Avicenniaceae.

Manfaat Hutan Bakau
Manfaat pohon bakau juga sudah tak asing bagi masyarakat Indonesia. Namun, karena kurangnya pengetahuan dan faktor ekonomi, pohon bakau atau mangrove banyak ditebangi di beberapa wilayah. Padahal, pohon bakau merupakan jenis tumbuhan yang bermanfaat. Berikut adalah beberapa manfaatnya yang dibagi dalam beberapa golongan:

Fungsi Fisik Hutan Bakau
a. Menjaga garis pantai tetap stabil dari abrasi air laut.
b. Menahan sedimen secara periodik hingga terbentuk lahan baru.
c. Melindungi pantai dari proses erosi.
d. Sebagai kawasan penyangga proses rembesan air laut ke danau, juga sebagai filter air asin menjadi air tawar.

Fungsi Kimia Hutan Bakau
a. Tempat terjadinya proses daur ulang oksigen.
b. Penyerap karbondioksida.
c. Pengolah bahan-bahan limbah hasil pencemaran industri dan kapal di laut.

Fungsi Biologi Hutan Bakau
a. Kawasan berkembangbiak bagi burung dan satwa.
b. Sumber plasma nutfah dan sumber genetika.
c. Habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut.
d. Penghasil bahan pelapukan yang menjadi makanan penting bagi invertebrata kecil yang juga berperan sebagai sumber makanan bagi hewan yang lebih besar.
e. Kawasan pemijahan (spawning ground) dan daerah asuhan (nursery ground) udang.
f. Daerah mencari makanan (feeding ground) bagi plankton.

Fungsi Ekonomi Hutan Bakau
a. Sebagai bahan baku industry.
b. Sebagai penghasil bibit ikan, udang, kepiting, dan telur burung serta madu (nektar).
c. Penghasil kayu bakar, arang serta kayu untuk bangunan dan perabot rumah tangga

Fungsi Wisata Hutan Bakau
a. Kawasan wisata alam pantai untuk membuat trail mangrove.
b. Sumber belajar bagi pelajar.
c. Lahan konservasi dan lahan penelitian.


Sumber : http://www.satwa.net/213/mengenal-hutan-bakau.html

Penghargaan Lingkungan Hidup

1. Adipura
Adipura identik dengan penghargaan untuk kota-kota di bumi pertiwi yang sukses mengelola lingkungan dan menjaga kawasan mereka tetap bersih. Penghargaan Adipura secara pertama kali diberikan pada tahun 1986, namun sempat terhenti sejenak pada 1998 hingga 2002. Hal itu imbas dari terjadinya reformasi.
Terdapat 4 kategori; yakni kota metropolitan dimana penduduk kota tersebut lebih dari 1 juta jiwa. Kota besar, dengan penduduk rata-rata 500 ribu keatas hingga 1 juta jiwa. Kota sedang, yaitu dengan penduduk rata-rata 100 ribu ke atas hingga 500 ribu jiwa serta kota kecil, dengan jumlah penduduk rata-rata 100 ribu jiwa.



2. Adiwiyata
Tak hanya kota, penghargaan untuk lingkungan hidup juga terjadi di tingkat sekolah. Adalah Adiwiyata, penghargaan ini diberikan khusus kepada sekolah mulai tingkat SD, SMP dan SMA di seluruh Indonesia.
Adi yang diartikan sebagai ungkapan agung, baik dan sempurna. Ditambah kata Wiyata yang artinya tempat orang menuntut ilmu pengetahuan sesuai norma dan etika dalam berkehidupan bisa membuat siswa-siswi terpacu serta bertanggung jawab dan cinta terhadap lingkungan hidup.



3. Kalpataru
Selain kota dan sekolah, pengiat lingkungan hidup dari kelompok maupun perorangan juga bisa mendapatkan penghargaan. Dinamakan Kalpataru, penghargaan ini dibagi dalam empat kategori yakni; pengabdi lingkungan (petugas lapangan atau pegawai negeri), perintis lingkungan (diperuntukkan bagi warga negara Indonesia/perseorangan, bukan tokoh organisasi formal/pegawai negeri sipil), pembina lingkungan dan penyelamat lingkungan (diperuntukkan bagi pejabat, peneliti, pengusaha serta tokoh masyarakat).

Kalpataru diberikan pertama kali pada tahun 1981. Nama Kalpataru sendiri diambil dari bahasa sanskerta “kalpataru” atau “kalpawreksa” yang mempunyai arti pohon kehidupan. Penggunaannya terinspirasi oleh relief Kalpataru yang terdapat di dinding candi-candi di Indonesia seperti di candi Mendut dan Prambanan.





Sumber : http://undas.co/2015/06/mengenal-3-jenis-nama-penghargaan-lingkungan-hidup-di-indonesia/

KONSERVASI DILUAR KAWASAN

Pelestarian Hutan
Pelestarian hutan diluar kawasan konservasi terutama bertujuan untuk pengawetan dan pelestarian pemanfaatan SDA kayu.
Kawasan hutan yang perlu dilestarikan adalah, kawasan hutan alami yang dikuasai oleh para pemegang HPH dan kawasan hutan produksi.
Usaha-usaha pelestarian hutan dapat dilakukan melalui kegiatan :
1.      Perbaikan kondisi lingkungan hutan agar pohon, tunas, dan biji tumbuh subur, sehingga       secara alami terjadi pelestarian hutan
2.      Mencegah dan mengurangi terjadinya kebakaran hutan
3.      Mencegah dan mengendalikan pencurian kayu serta penebangan liar
4.      Mendorong pelaksanaan pelestarian hutan oleh masyarakat
5.      Menanami kembali setiap kali melakukan penebangan
6.      Melakukan reboisasi dan penghijauan
7.      Melakukan tebang pilih, yaitu hanya menebang kayu yang berdiameter > 50 cm
8.      Untuk mencegah erosi, dilarang melakukan penebangan kayu pada daerah dengan ketinggian 500 m diatas permukaan air lau, serta daerah yang mempunyai kemiringan lebih dari 25%
9.      Semua kegiatan penebangan dan industry perkayuan tidak boleh mencemari lingkungan (penggunaan herbisida untuk membasmi/ membersihkan semak, dan Penta Chloro Phenol/ PCP sebagai obat pengawet kayu).

Pelestarian Satwa
Beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam melestarikan satwa :
1.     Melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar
2.     Mengatur dan menentukan daerah serta waktu perburuan hewan untuk menjaga keseimbangan
3.     Mengusahakan/ membantu mengembang biakan satwa langka agar populasinya meningkat
4.     Menghutankan kembali/ mengembalikan hewan piaraan kedalam habitan alaminya
5.     Melakukan pengawasan, pemasukan, dan karantina hewan agar tidak membawa bibit penyakit

Pelestarian Biota Perairan
Salah satu alternative untuk memenuhi keperluan pangan dunia adalah biota perairan, terutama ikan, beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk melestarikannya :
1.       Pengelolaan perikanan  perlu disertai penelitian untuk mengevaluasi kapasitas perairan sebagai sumber makanan.
2.       Mencegah terjadinya kerusakan perairan sebagai habitat ikan dan biota lainnya.
3.       Menentukan system kuota, yaitu dengan menentukan berapa banyak ikan yang dan biota air lainnya yang boleh ditangkap
4.       Melindungi anak ikan dari gangguan penangkapan, untuk memberikan kesempatan anak ikan tumbuh dewasa dan berproduksi
5.       Melarang menggunakan bahan peledak/ racun dalam penangkapan ikan
6.       Menutup daerah perairan tertentu dari penangkapan ikan yaitu daerah yang dilakukan ikan untuk berpijah
7.       Menutup/ melarang penangkapan ikan pada waktu/ musim tertentu 9musim reproduksi, musim pembesaran anak ikan atau biota air lainnya)


Sumber : http://ikykusumahadi.blogspot.co.id/2012/11/materi-pendidikan-lingkungan-hidup plh.html