Pupuk organik berbahan baku urine dan kotoran sapi dapat
menjadi salah satu alternatif untuk penunjang kesuburan tanaman yang ramah
lingkungan. Pupuk seperti ini sangat diperlukan petani selain harga jualnya
yang terjangkau, pupuk ini juga bisa menyuburkan tanaman. Sayangnya setakat ini
masyarakat belum begitu meyakini akan manfaat dari pupuk alam bagi
tanaman, tanah serta lingkungan.
Karenanya masyarakat harus tahu bagaimana dampak dan efek dari penggunaan pupuk
kimia.
Laporan GEMA SETARA, Pekanbaru
Penggunaan pupuk kimia secara berlebih selain tidak
bermanfaat bagi tanaman juga bisa merusak lingkungan dan tanah. Hal semacam ini
tentunya nanti akan berdampak pada petani itu sendiri. Karenanya petani harus
diberikan pemahaman tentang dampak atau efek dari penggunaan pupuk kimia secara
berlebihan. Sebaliknya, jika para petani menggunakan pupuk alam manfaat yang
diperoleh cukup besar selain baik untuk tanaman juga akan baik bagi tanah dan
lingkungan sekitar.
Setakat ini pemanfaatan kotoran dan urine sapi pada tanaman
sudah banyak digunakan masyarakat petani di Riau. Hasilnya pun cukup
menggembirakan. Bahkan di Kabupaten Siak ada petani yang membuat pupuk dari
kotoran dan urine sapi, tidak tanggung-tanggung pupuk buatan petani sudah
mendapat pengakuan dari kementerian pertanian.
Sekretaris Jurusan Agroteknologi Universitas Riau, Ir Fifi
Puspita MSi kepada Riau Pos mengungkapkan,
memanfaatkan urine sapi yang
sudah mendapat perlakuan khusus dengan vermentasi banyak
mengandung zat aktif yang baik untuk tanaman dan lingkungan, memang
dengan menggunakan pupuk alami ini hasilnya tidak akan terlihat dalam waktu
seketika.
Menurutnya,
pemanfaatan urine dan kotoran
sapi menjadi pupuk organik yang bernilai ekonomis tinggi itu di Riau sampai
saat ini masih sangat kurang. ��Di
sini harus perlunya kerjasama antara fakultas, pemerintah dan masyarakat.
Selama ini saya melihat pemahaman masyarakat terhadap pupuk organik sangat kurang,��
ungkapnya.
Diakuinya, penggunaan pupuk alami seperti ini sangat bagus
dan ini sesuai dengan hasil riset yang dilakukannya. ��Seperti riset yang pernah saya lakukan di
daerah Dayun, Kecamatan Dayun Kabupaten
Siak. Masyarakat memanfaatkan urine dan
kotoran sapi menjadi pupuk organik, ternyata hasilnya cukup bagus dan
masyarakat merasa diuntungkan dengan adanya pupuk orgnik ini,�� ujarnya.
Menurut dia, kurangnya dilirik usaha pemanfaatan urine dan
kotoran sapi sebagai pupuk tanaman
dikarenakan pemahaman masyarakat
akan proses pembuatan pupuk, kualitas dari pupuk organik tersebut belum
dipahami betul oleh masyarakat karena kurangnya sosialisasi dan pengetahuan
masyarakat. Selain itu kekurangan bahan baku untuk pembuatan pupuk itu juga
menjadi kendala yang cukup berarti.
��Kalau
di suatu desa tersebut banyak yang beternak sapi mungkin untuk bahan baku
pupuknya tidak akan kekurangan. Pupuk organik tersebut, dalam proses
pembuatannya sangat memerlukan urine
atau kotoran yang banyak. Ketersediaan bahan baku ini salah satu alasan mengapa
pupuk organik ini kurang dilirik,��
ujarnya.
Apalagi dalam proses pembuatannya diperlukan waktu yang
cukup lama. Masyarakat maunya yang instan-instan saja. Beri pupuk kimia, reaksi
cepat dan menghasilkan buah atau sayuran yang bagus. ��Tapi masyarakat tidak memikirkan efek dari
penggunaan pupuk kimia tersebut,��
katanya.
Pupuk organik kotoran sapi yang dikelola itu bercampurkan
bahan dari tanaman herbal melalui masa vermentasi tanpa bahan kimia untuk semua
jenis tanaman. Sebab, urine sapi ternyata memiliki keunggulan kandungan kadar Nitrogen dan Kalium yang sangat tinggi
dan mudah diserap tanaman karena mengandung hormon pertumbuhan tanaman. ��Kandungan urine tersebut
sangat berpotensi menjadi bahan dasar pembuatan pupuk organik yang ramah
lingkungan,�� ujarnya
lagi.
Ditambahkannya, Pupuk organik sangat bermanfaat bagi
peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi
pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas
lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.
Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam,
dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga
pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat
bervariasi. Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisik,
kimia biologi tanah serta lingkungan.
Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami
beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus
Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah
sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara
tanaman.Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman,
juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba.
Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti
penyediaan nitrogen, phospor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur dan mikro
seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya
relatif sedikit, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, membentuk
senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium,
besi, dan mangan.
��Saya
berharap kepada petani kalau bisa menggunakan pupuk organik karena untuk
penggunaan jangka panjang akan dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat
mencegah degradasi lahan,��
tambahnya.
Kepada pemerintah dia berharap agar bisa terus bekerja sama
dengan fakultas-fakultas yang ada baik itu memberikan informasi kepada
masyarakat atau terhadap penelitian yang dilakukan. ��Selama ini yang saya lihat hanya pemberian
informasi kepada masyarakat tidak secara kontinue. Kurangnya wawasan,
keterbatasan bahan baku, prosesnya lama, itu yang menurut saya masyarakat
enggan menggunakan pupuk organic,�� ungkapnya.(noi/cr1)
Sumber : http://riaupos.co/1442-spesial-efek-pupuk-kimia-merusaklingkungan.html#.VlKXTHYrLIU
Muantappp banget beritanya... semoga makin sukses.
ReplyDelete