Sunday, November 22, 2015

Efek Pupuk Kimia Merusak Lingkungan

Pupuk organik berbahan baku urine dan kotoran sapi dapat menjadi salah satu alternatif untuk penunjang kesuburan tanaman yang ramah lingkungan. Pupuk seperti ini sangat diperlukan petani selain harga jualnya yang terjangkau, pupuk ini juga bisa menyuburkan tanaman. Sayangnya setakat ini masyarakat belum begitu meyakini akan manfaat dari pupuk alam bagi tanaman,  tanah serta lingkungan. Karenanya masyarakat harus tahu bagaimana dampak dan efek dari penggunaan pupuk kimia.

Laporan GEMA SETARA, Pekanbaru

Penggunaan pupuk kimia secara berlebih selain tidak bermanfaat bagi tanaman juga bisa merusak lingkungan dan tanah. Hal semacam ini tentunya nanti akan berdampak pada petani itu sendiri. Karenanya petani harus diberikan pemahaman tentang dampak atau efek dari penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Sebaliknya, jika para petani menggunakan pupuk alam manfaat yang diperoleh cukup besar selain baik untuk tanaman juga akan baik bagi tanah dan lingkungan sekitar.

Setakat ini pemanfaatan kotoran dan urine sapi pada tanaman sudah banyak digunakan masyarakat petani di Riau. Hasilnya pun cukup menggembirakan. Bahkan di Kabupaten Siak ada petani yang membuat pupuk dari kotoran dan urine sapi, tidak tanggung-tanggung pupuk buatan petani sudah mendapat pengakuan dari kementerian pertanian.

Sekretaris Jurusan Agroteknologi Universitas Riau, Ir Fifi Puspita MSi kepada Riau Pos mengungkapkan,  memanfaatkan  urine sapi yang sudah mendapat perlakuan khusus dengan vermentasi  banyak  mengandung zat aktif yang baik untuk tanaman dan lingkungan, memang dengan menggunakan pupuk alami ini hasilnya tidak akan terlihat dalam waktu seketika. 

Menurutnya,  pemanfaatan  urine dan kotoran sapi menjadi pupuk organik yang bernilai ekonomis tinggi itu di Riau sampai saat ini masih sangat kurang. ��Di sini harus perlunya kerjasama antara fakultas, pemerintah dan masyarakat. Selama ini saya melihat pemahaman masyarakat terhadap pupuk organik  sangat kurang,�� ungkapnya.

Diakuinya, penggunaan pupuk alami seperti ini sangat bagus dan ini sesuai dengan hasil riset yang dilakukannya. ��Seperti riset yang pernah saya lakukan di daerah  Dayun, Kecamatan Dayun Kabupaten Siak. Masyarakat memanfaatkan urine  dan kotoran sapi menjadi pupuk organik, ternyata hasilnya cukup bagus dan masyarakat merasa diuntungkan dengan adanya pupuk orgnik ini,�� ujarnya.

Menurut dia, kurangnya dilirik usaha pemanfaatan urine dan kotoran sapi sebagai pupuk tanaman  dikarenakan  pemahaman masyarakat akan proses pembuatan pupuk, kualitas dari pupuk organik tersebut belum dipahami betul oleh masyarakat karena kurangnya sosialisasi dan pengetahuan masyarakat. Selain itu kekurangan bahan baku untuk pembuatan pupuk itu juga menjadi kendala yang cukup berarti.

��Kalau di suatu desa tersebut banyak yang beternak sapi mungkin untuk bahan baku pupuknya tidak akan kekurangan. Pupuk organik tersebut, dalam proses pembuatannya sangat memerlukan  urine atau kotoran yang banyak. Ketersediaan bahan baku ini salah satu alasan mengapa pupuk organik ini kurang dilirik,�� ujarnya.

Apalagi dalam proses pembuatannya diperlukan waktu yang cukup lama. Masyarakat maunya yang instan-instan saja. Beri pupuk kimia, reaksi cepat dan menghasilkan buah atau sayuran yang bagus. ��Tapi masyarakat tidak memikirkan efek dari penggunaan pupuk kimia tersebut,�� katanya.

Pupuk organik kotoran sapi yang dikelola itu bercampurkan bahan dari tanaman herbal melalui masa vermentasi tanpa bahan kimia untuk semua jenis tanaman. Sebab, urine sapi ternyata memiliki keunggulan kandungan  kadar Nitrogen dan Kalium yang sangat tinggi dan mudah diserap tanaman karena mengandung hormon pertumbuhan tanaman. ��Kandungan urine tersebut sangat berpotensi menjadi bahan dasar pembuatan pupuk organik yang ramah lingkungan,�� ujarnya lagi.

Ditambahkannya, Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.

Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisik, kimia biologi tanah serta lingkungan.

Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba.

Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan nitrogen, phospor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan.
��Saya berharap kepada petani kalau bisa menggunakan pupuk organik karena untuk penggunaan jangka panjang akan dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan,�� tambahnya.


Kepada pemerintah dia berharap agar bisa terus bekerja sama dengan fakultas-fakultas yang ada baik itu memberikan informasi kepada masyarakat atau terhadap penelitian yang dilakukan. ��Selama ini yang saya lihat hanya pemberian informasi kepada masyarakat tidak secara kontinue. Kurangnya wawasan, keterbatasan bahan baku, prosesnya lama, itu yang menurut saya masyarakat enggan  menggunakan pupuk organic,�� ungkapnya.(noi/cr1)


Sumber : http://riaupos.co/1442-spesial-efek-pupuk-kimia-merusaklingkungan.html#.VlKXTHYrLIU

1 comment: