Limbah menjadi masalah serius terutama di perkotaan. Contohnya
limbah pabrik dibuang ke lingkungan sekitar yang mengakibatkan pencemaran udara
dan air tanah, selain masalah tersebut
terdapat TPA dan TPS yang tidak dikelola dengan baik sehingga menjadi sumber
binatang maupun bakteri pembawa penyakit.
Limbah rumah tangga yang dibuang di pinggir jalan kota.
|
Seiring dengan melajunya
waktu, pertumbuhan penduduk, dan perkembangan tekhnologi, mengakibatkan
bertambahnya jenis dan volume limbah, sehingga belum semua limbah penduduk
terlayani oleh fasilitas umum pengolahan sampah Akibatnya sebagian masyarakat
yang mencari jalan keluar sendiri dengan membakarnya, atau membuang kesungai
yang tentunya bukanlah jalan keluar yang baik, karena akan lebih memperparah
kerusakan lingkungan. Jumlah pabrik industri semakin banyak dan penduduk
Indonesia yang tinggal diperkotaan semakin meningkat dari tahun ke
tahun.Terkonsentrasinya pabrik-pabrik industri dan penduduk didaerah perkotaan
membuat daya dukung lingkungan untuk menyerap bahan pencemar semakin menurun.
Menurut Ign Suharto 2011, terdapat 3 faktor yang berpengaruh pada kualitas limbah :
1. Jumlah penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk, semakin banyak pula
limbah yang dihasilkan.
2. Keadaan sosial ekonomi
Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin
banyak pula jumlah per kapita limbah yang dibuang. Kualitas limbahnyapun banyak
yang bersifat tidak dapat terurai. Perubahan kalitas sampah ini, tergantung
pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat
akan persoalan limbah. Kenaikan kesejahteraan inipun akan meningkatkan kegiatan
konstruksi dan pembaharuan bangunan-bangunan, transportasi, produk
pertanian, industri, dan lain-lain.
Sebagai konsekuensi dari semua itu akan menambah volume dan jenis sampah.
3. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas
limbah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan
produk manufaktur yang semakin beragam pula.
Perkembangan lingkungan
permukiman di perkotaan tidak terlepas dari pesatnya laju pertumbuhan penduduk
karena faktor pertumbuhan penduduk kota itu sendiri dan faktor urbanisasi.
Dampak negatif urbanisasi yang telah berlangsung selama ini lebih disebabkan
oleh tidak seimbangnya peluang untuk mencari nafkah di daerah perdesaan dan
perkotaan, sehingga memunculkan adanya daya tarik kota yang dianggap mampu
memberikan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat perdesaan atau luar kota,
sementara latar belakang kapasitas dan kemampuan para pendatang sangat
marjinal.
Selain itu, akibat dari
semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka
bertambah pula limbah yang dihasilkan. Limbah tersebut menjadi permasalahan
lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya dapat mengganggu kehidupan
makhluk hidup lainnya.
Berdasarkan informasi dari
Kementerian lingkungan Hidup, setiap individu menghasilkan rata-rata 0,8
kilogram sampah per hari. Rata-rata limbah per orang akan terus meningkat
sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan gaya hidup masyarakat. Dengan
asumsi 220 juta penduduk Indonesia, limbah yang terbuang mencapai 176.000 ton
per hari . (Nusa Idaman Said, 2008 :78)
Dampak
limbah
Penanganan limbah masih
dilakukan secara konvensional belum dapat mengendalikan limbah yang ada. Limbah
yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai permasalahan
kesehatan. Polusi bau dari sampah yang
membusuk, pencemaran air akibat pembuangan limbah ke sungai dan merembesnya air
lindi dari TPA (tempat pembuangan akhir) dan limbah cair pabrik ke permukiman
dan sumber air penduduk, serta pencemaran udara akibat asap pabrik dan asap
kendaraan bermotor dan pembakaran sampah .
Pencemaran air sungai
akibat pembuangan limbah juga membawa dampak negatif pada kesehatan manusia,
terutama dengan meningkatnya penyakit diare serta biaya pengolahan air baku
untuk air minum yang terus meningkat. Bahkan seringkali terjadi, terutama pada
musim kemarau, kualitas air baku sudah tercemar berat akibatnya sulit diolah
menjadi air yang layak diminum, sehingga bahan baku air minum harus didatangkan
dari sumber yang lain.
pencemaran logam berat di lingkungan akan berdampak
pada manusia
|
Pengaruh limbah terhadap kesehatan dapat dikelompokkan
menjadi efek langsung dan tidak langsung, sebagai berikut :
- Efek langsung; efek yang disebabkan karena adanya kontak langsung dengan limbah tersebut. Misalnya limbah beracun, limbah yang korosif terhadap tubuh, karsinogenik, teratogenik, dan lain-lain. Selain itu ada pula limbah yang mengandung kuman patogen, sehingga dapat menimbulkan penyakit. Limbah beracun jg akan membawa dampak langsung pada manusia seperti keracunan bahkan kematian. limbah ini dapat berasal dari limbah rumah tangga selain limbah industri.
- Efek tidak langsung; pengaruh tidak langsung ini dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran, dan pembuangan limbah. Dekomposisi limbah biasanya terjadi secara aerobik, dilanjutkan secara fakultatif, dan secara anaerobik apabila oksigen telah habis. Dekomposisi anaerobik akan menghasilkan lindi (leachate) beserta gas. Di dalam lindi tersebut mengandung mikroba patogen, logam berat dan zat lainnya yang berbahaya. Selain itu efek tidak langsung lainnya dapat berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak di dalam limbah.
Penyakit yang di akibatkan
limbah sangat banyak dan dapat berupa penyakit tidak menular, menular, potensi
kebakaran, keracunan, dan lain-lain. Berikurt merupaka beberapa penyakit yang
diakibatkan baik secara langsung mauapun tidak langsung dari limbah :
Nama Penyakit dan pembawanya
|
Penyebab Penyakit/Patogen
|
Bawaan
lalat : Dysenterie
basillarisDysenterie amoebicaTyphus
abdominalisCholeraAscariasisAncylostomiasis
|
Shigella
shigae Entamoeba histolytica Salmonella typhy Vibrio cholerae A. lumbricoide
A. duodenale
|
Bawaan
tikus/pinjal : PestLeptospirosis icterohaemorrhagicaRat bite Fever
|
Pasteurella
pestis Leptospira icterohaemorrhagica Streptobacillus monilliformis
|
Keracunan
:MetanKarbonmonoksida, DioksidaHidrogen sulfidaLogam berat, dst.
|
|
Sumber : Beneson, A., 1970 dalam Soemirat, Juli, 2004
Limbah apabila tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkab
bencana, yaitu :
- Sumber penyakit
- Pencemaran lingkungan
- Kematian
Lokasi dan pengolahan limbah
yang kurang memadai (pembuangan limbah yang tidak terkontrol) merupakan tempat
yang cocok bagi beberapa organisme pembawa patogen seperti lalat dan tikus yang
dapat menjangkit penyakit, misalnya bahaya kesehatan pada manusia seperti : Penyakit
diare, tifus, bahkan demam berdarah karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolahan tidak tepat dapat bercampur air minum.
Limbah rumah tangga selain
membahayangkan kesehatan manusia, limbah ini juga sangat berpengaruh terhadap
kelestarian dan lingkungan yang ada di sekitar kita. Contoh limbah rumah tangga
yaitu penggunaan sebun detergen untuk mencuci, air cucian itu kemudian dibuang
keselokan dan merembes ke air tanah, air selokan mengalir ke sungai dan
seterusnya kelaut. Karena adanya limbah-limbah rumah tangga ini itu akan sangat
membahayangkan kelestarian lingkungan disekitar yang ada. Penguraian limbah
yang dibuang kedalam air akan menghasilkan asam organik.
Sistem pengelolaan limbah
terpadu dinilai tepat dan dapat diterapkan untuk memecahkan permasalahan
limbah, penanganan limbah dari segi
teknologi tidak akan tuntas hanya dengan menerapkan satu metode saja tetapi
harus dengan kombinasi dari berbagai metode yang kemudian dikenal sebagai
Sistem Pengelolaan Limbah Terpadu. Sistem Pengelolaan Limbah Terpadu tersebut
setidaknya mengkombinasikan pendekatan pengurangan sumber sampah, daur ulang
& guna ulang, pengkomposan, insinerasi dan pembuangan akhir (landfilling).
Pengurangan sumber limbah
industri berarti perlunya teknologi proses yang nirlimbah serta packing produk
yang ringkas/ minim serta ramah lingkungan.Sedangkan bagi rumah tangga berarti
menanamkan kebiasaan untuk tidak boros dalam penggunaan barang-barang keseharian. Untuk pendekatan
daur ulang dan guna ulang diterapkan khususnya pada limbah non organik seperti
kertas, plastik, alumunium, gelas, logam dan lain-lain. Sementara untuk limbah
organic missal daun kering dapat didaur ulang, salah satunya dengan
pengkomposan.
Sumber : https://pengelolaanlimbah.wordpress.com/category/c-permasalahan-limbah/
No comments:
Post a Comment