PUPUK adalah zat, baik sistetis atau organik, yang
ditambahkan ke tanah untuk meningkatkan pasokan nutrisi penting yang
meningkatkan pertumbuhan tanaman dan vegetasi di dalam tanah. Meski ditujukan
untuk memberikan keuntungan bagi manusia, namun dampak dari kegiatan pemupukan
pada tanah perlu diperhatikan.
Hal ini khususnya pada penggunaan pupuk kimia. Jika
dilakukan secara berlebihan, penggunaan pupuk kimia bisa menimbulkan dampak
yang justru merusak kesuburan tanah itu sendiri dan bukan menjadikannya subur.
Pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu
bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi.
Hampir semua aktivitas pertanian atau perkebunan pasti
melakukan kegiatan pemupukan. Dampak dari kegiatan pemupukan diharapkan mampu
meningkatkan hasil pertanian atau perkebunan. Sehingga nantinya mampu
memberikan hasil yang optimal dan memberikan keuntungan dari segi ekonomi.
Saat ini memang petani masih susah untuk menggunakan 100%
pupuk organik karena ketergantungan petani masih besar terhadap pupuk kimia
semacam Urea, Za, dan KCI. Dibutuhkan waktu untuk meyakinkan petani untuk
beralih menggunakan pupuk organik.
Petani menggunakan pupuk kimia secara berlebihan tanpa
diimbangi dengan pupuk yang lain, seperti pupuk organik. Mereka tidak pernah
menyadari apa yang akan diakibatkan jika menggunakan pupuk kimia secara
berlebihan dan terus menerus. Dalam jangka pendek, pupuk kimia memang mampu
mempercepat masa tanam karena kandungan haranya bisa diserap langsung oleh
tanah, namun di sisi lain dalam jangka panjang justru akan menimbulkan dampak
yang negatif.
Menurut riset para ahli, pada umumnya tanaman tidak bisa
menyerap 100% pupuk kimia. Selalu akan ada residua atau sisanya. Sisa-sisa
pupuk kimia yang tertinggal di dalam tanah ini, bila telah terkena air akan
mengikat tanah seperti lem/semen. Setelah kering, tanah akan lengket satu
dengan lain (alias tidak gembur lagi), dan keras.
Selain keras, tanah juga menjadi masam. Kondisi ini membuat
organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme penyubur tanah) menjadi
mati atau berkurang populasinya. Beberapa binatang yang menggemburkan tanah
seperti cacing tidak mampu hidup di kawasan tersebut dan kehilangan unsur
alamiahnya. Bila ini terjadi, maka tanah tidak bisa menyediakan makanan secara
mandiri lagi, dan akhirnya menjadi sangat tergantung pada pupuk tambahan,
khususnya pupuk kimia.
Penggunaan pupuk kimia juga berdampak pada lingkungan,
penggunaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan eutrofikasi. Pupuk mengandung
zat seperti nitrat dan fosfat. Zat ini menjadi racun untuk kehidupan akuatik.
Dengan demikian meningkatkan pertumbuhan yang berlebihan dari ganggang di air
dan menurunkan kadar oksigen. Hal ini menyebabkan lingkungan yang beracun dan
menyebabkan kematian fauna di perairan. Pupuk kimia juga terdiri dari zat dan
bahan kimia seperti metana, karbon dioksida, amonia, dan nitrogen. Hal ini pada
saatnya akan menyebabkan pemanasan global dan perubahan cuaca.
Bahkan, nitrous oxide, yang merupakan produk sampingan dari
nitrogen, adalah gas rumah kaca ketiga yang paling signifikan, setelah karbon
dioksida dan metana. Apabila ketergantungan pada pupuk kimia tidak terelakkan,
maka tanah pertanian kita seperti masuk dalam lingkaran setan.Dipakai semakin
banyak, tanah semakin rusak. Dan tanah yang semakin rusak akan membuat petani
semakin bergantung pada pupuk kimia.
Itulah yang terjadi pada hampir semua lahan pertanian di
Indonesia, bahkan mungkin dunia. Fakta-fakta ini mengkhawatirkan dan perlu
diambil langkah serius sesegera mungkin untuk menghindari akibat yang lebih
parah. Upaya peningkatan produksi pangan yang salah, dengan tingkat
ketergantungan yang tinggi terhadap bahan kimia, memberikan dampak negatif yang
berlanjut pada pertaruhan nilai kesehatan manusia akibat residu kimia yang
ditinggalkan.
Dampak serius terhadap lingkungan menyebabkan penurunan
kualitas produksi akibat kerusakan unsur hara tanah yang diikat oleh residu
kimia dalam tanah. Wajar jika kini ternyata petani semakin kehilangan kesuburan
tanahnya. Di satu sisi kemampuan produktifitas tanah semakin menurun, di sisi
lain untuk mempertahankan produktifitasnya coba digenjot dengan pemakaian pupuk
yang semakin meningkat.
Artinya, penghasilan petani semakin menurun akibat
menurunnya produktifitas tanah seiring dengan meningkatnya biaya akibat
meningkatnya kebutuhan pupuk. Hal semacam ini tentunya nanti akan berdampak
pada petani itu sendiri. Karenanya petani harus diberikan pemahaman tentang
dampak atau efek dari penggunaan pupuk kimia secara berlebihan.
Sebaliknya, jika para petani menggunakan pupuk alami,
manfaat yang diperoleh cukup besar selain baik untuk tanaman juga akan baik
bagi tanah dan lingkungan sekitar dan dapat diandalkan untuk jangka panjang.
Pupuk organik bisa menjadi opsi pilihan petani untuk bisa meningkatkan
produtifitas pertaniannya tetapi tetap berpijak pada unsur ramah lingkungan.
Dalam Permentan No.2 tahun 2006 tentang pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk
organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari
dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk
padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat
fisik, kimia dan biologi tanah.
Definisi tersebut telah dengan jelas telah menerangkan apa
itu pupuk organik. Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan varian.
Jenis-jenis pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan
wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan, hijauan
atau campuran keduanya. Dari metode pembuatan ada banyak ragam seperti kompos
aerob, bokashi, dan lain sebagainya.
Sedangkan dari sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair
maupun granul atau tablet. Berikut ini adalah manfaat yang diperoleh apabila
menggunakan pupuk organik:
- Pupuk organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibanding pupuk anorganik.
- Pupuk organik akan memberikan kehidupan mikroorganisme tanah yang selama ini menjadi sahabat petani dengan lebih baik.
- Pupuk organik mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman.
- Pupuk organik berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan kontinu sehingga dapat membantu dan mencegah terjadinya ledakan suplai hara yang dapat membuat tanaman menjadi keracunan.
- Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman, sehingga tanaman terhindar dari kekeringan.
- Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.
- Pupuk organik sangat membantu mencegah terjadinya erosi lapisan atas tanah yang merupakan lapisan mengandung banyak hara.
- Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam merawat/menjaga tingkat kesuburan tanah yang sudah dalam keadaaan berlebihan pemupukan dengan pupuk anorganik/kimia dalam tanah.
- Pupuk organik berperan positif dalam menjaga kehilangan secara luas hara Nitrogen dan Fosfor terlarut dalam tanah
- Keberadaan pupuk organik yang tersedia secara melimpah dan mudah didapatkan.
- Kualitas tanaman yang menggunakan pupuk organik akan lebih bagus jika dibanding dengan pupuk kimia sehingga tanaman tidak mudah terserang penyakit dan tanaman lebih sehat.
- Untuk kesehatan manusia tanaman yang menggunakan pupuk organik lebih menyehatkan karena kandungan nutrisinya lebih lengkap dan lebih banyak.
Setelah melihat kelebihan penggunaaan pupuk organik tersebut
akankah petani dan masyarakat luas masih membabi buta dan selalu mengandalkan
pupuk kimia untuk tanaman? Sebenarnya bila ada kemauan untuk membuat pupuk
organik, telah tersedia bahan yang melimpah di sekitar kita. Tetapi pada
umumnya petani enggan membuat pupuk organik tersebut dan lebih memilih membeli
pupuk organik buatan pabrik yang bisa tinggal pakai dan lebih praktis.
PT Indmira mencoba memberikan solusi yang lebih praktis
kepada para petani dengan memproduksi pupuk organik siap pakai. PT Indmira
sudah memproduksi pupuk organic secara luas sejak tahun 1998. Jenis pupuk
organik yang dihasilkan berbentuk cair, padat, dan serbuk.
Penggunaan pupuk organik dari PT Indmira tidak akan merusak
struktur tanah seperti pada penggunaan pupuk kimia, tetapi dalam jangka panjang
justru akan memberikan dampak positif dan mampu memperbaiki kerusakan struktur
tanah akibat penggunaan pupuk kimia.
Penggunaan produk Indmira juga sangat irit dan mampu
mengurangi penggunaan pupuk makro/kimia. Jika dikonversi ke luas lahan,
kapasitas produksi Indmira dapat memenuhi kebutuhan pupuk hingga 20.000 hektar
per bulan untuk pupuk cair, dan 2.500 hektar per bulan untuk pupuk padat.
Dengan adanya pupuk organik diharapkan dapat menjadi solusi
bagi perbaikan lingkungan. Para petani dirapkan dapat beralih menggunakan pupuk
organik agar tidak menimbulkan efek yang lebih besar lagi akibat penggunaan
pupuk kimia secara berlebihan.
(Charisma Rahma Dinasih/CN19/SMNetwork)
Sumber : http://berita.suaramerdeka.com/bebrayan/masih-mau-pakai-pupuk-kimia-yuk-intip-bahayanya/